Langsung ke konten utama

Postingan

Permen Pak Wo (Slice of Life Story)

Permen Pak Wo oleh ( mifthaakbie ) Panggil saja ia Pak Wo. Nama aslinya adalah Jiwo. Ya, hanya Jiwo, tanpa kata awalan dan akhiran. Hanya satu kata, dan mudah di ingat. Hampir semua orang di desa ini mengenalnya . Jika kau ingin mencarinya, itu sangat mudah. Ia sering di temui di dua tempat. Yaitu di gapura depan tikungan gang, dan di samping warung Yu Darmi, dengan rokok tradisional bikinannya sendiri. Anak-anak sangat menyukainya, karena ia selalu memiliki permen-permen di saku-saku celana dan bajunya. Entah dari mana ia mendapat permen-permen itu, orang-orang desapun juga tak ada yang tahu jelas dengan pasti. Yu Darmipun mengaku bahwa   tak pernah sekalipun Pak Wo meminta permen padanya, walaupun hanya sebiji. Dia memang misterius. Hingga kinipun tak ada yang tahu tentang asalnya. Ia datang ke desa ini sekitar 1 tahun yang lalu, tanpa identitas dan keterangan sambil membawa tas ransel besar berisi pakaian-pakaian.   Orang- orang beranggapan bahwa ia kabur dari rumah sa

Kisah Anak Pesisir (Slice of Life Story)

Kisah Anak Pesisir oleh ( mifthaakbie )                 Aku hanya memandangnya dari kejauhan. Dia terlihat mengemas perlengkapan melaut dan menangkap ikan. Jala-jala yang bertumpuk-tumpuk tidak karuan dia tata dengan teliti.                 Aku menghampirinya sambil menggaruk punggung tangan kiriku yang gatal.                 “ Mau pergi?”, tanyaku padanya. Dia terlihat kaget.   “ Iya. Tapi, sepertinya ibu tak mengizinkan!”. jawabnya. Tiba-tiba teriakan seorang wanita terdengar dari dalam. “ Ali! Jangan pergi!   Ibu takut di rumah sendiri!”. Akhirnya   Ali berlari kedalam rumah. Akupun mengikutinya. Seorang wanita setengah baya sedang duduk-duduk sambil bernyanyidan menyisir rambut. Ialah ibu Ali.                 “ Nak, kau jangan pergi.Nanti ibu bisa batuk!”, sahut wanita itu. Alipun mendekatinya, lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang seorang anak kepada ibunya. Sebenarnya, aku sendiri sangat kagum kepadanya. Dia adalah sorang anak yang l

Pembawa Bunga (Slice of Life Story)

Pembawa Bunga oleh ( mifthaakbie ) Ia sering sekali membawa sebuah keranjang yang berisikan bunga-bunga di dalamnya. Melati, mawar, kenanga, dan lain sebagainya. Berjalan menyusuri kota-kota besar dan bahkan pedesaan kecil. Dia bukanlah penjual bunga, apalagi petani bunga. Ia hanya sering berhenti di suatu tempat, dan memberikan bunga pada seseorang. Ya, hanya memberi saja, tanpa meminta bayaran. Baju dress pendek putihnya, dan sepatu keds putih yang ia kenakan, selalu terlihat mencolok diantara kerumunan orang-orang yang ia lewati. Unik, itulah kesan pertama yang ia timbulkan dari penampilannya. *** “Kenapa anda membawa sekeranjang bunga?” tanya seorang wanita muda yang duduk di sampingnya dengan nada ingin tahu, ketika ia duduk-duduk di bangku taman kota. Sepertinya, ia seorang wanita karir yang sukses. “Apa itu sebuah pertanyaan?” iapun bertanya balik, sambil meletakkan keranjang bunganya di sampingnya. “Ya, tentu saja.” “Karena aku menyukainya.” Jawabnya sambi

Di Suku Ini Para Wanita lah Yang Berkuasa (Mengenal Suku Musuo, Penganut Matriaki Terakhir di China)

https://s1.r29static.com/bin/entry/c03/x,80/2093678/image.jpg Di sebuah daerah terpencil perbatasan China dan Tibet, sekelompok warga etnik minoritas suku Musuo tinggal. Berada di provinsi Yunan dan Sichuan, tepatnya di sekitar danau Lugu, kawasan Yongning, Yanyuan. Suku ini merupakan suku dari etnik Naxi dan menganut budaya matriarki pada kehidupan mereka. Budaya sistem hirarki rumah tangga mengenai tingkat kepemimpinan dan dominasi lebih tinggi terletak pada perempuan. Ditengah kehidupan dunia yang mayoritas menggunakan sistem patriarki, suku Musuo menjadi salah satu suku dengan tradisi yang menarik untuk dibas, Simpelnya, kalian bisa menyebutnya sebagai sistem ‘wanita kepala rumah tangga’. Sang kepala rumah tangga adalah sosok yang paling di hormati dan dituakan oleh seluruh anggota keluarga. Seluruh urusan dan keputusan akan berasal dari Ibu, sang kepala rumah tangga di suku Musuo. Sistem ‘wanita adalah penguasa’ diterapkan pada setiap keturunan wanita dari garis ibu pa