Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Literature

Titanium (Science Fiction Story)

TITANIUM oleh ( mifthaakbie ) Aku berdiri dari tempatku duduk. Lalu mengambil bungkus rokok yang tergeletak di atas meja. Mengambil isinya satu, dan menyalakannya. Ku pandangi seluruh sudut-sudut kamarku. Sambil sesekali menghembuskan asap-asap tipis rokokku. Udara di sekitarku menjadi lebih dingin dari yang terakhir kali ku rasakan. Kamarku laksana kapal karam. Berantakan. Penuh pecahan kaca di sana-sini. Terlihat sangat kacau untuk ukuran sebuah kamar yang berantakan. Sunyi sepi. Hanya terdengar suara jangkrik yang beberapa terdengar timbul tenggelam. Aku terdiam sesaat. Lalu melirik meja di sebelahku. Berpikir sebentar, lalu ku tendang meja itu hingga terbalik dan menimbulkan bunyi gebrakan yang lumayan memecah kesunyian dan dinginnya malam ini. Ku hirup sekali lagi rokokku dan berjalan menuju ruang tamu. Sepertinya, ruang tamuku juga tak luput dari kekacauan yang ku buat. Pecahan kaca jendela di sana-sini. Pintu yang patah dan lepas dari engselnya. Kipas angin

SENJA AGARTA [Indie Poem]

Senja Agarta oleh ( mifthaakbie ) Lembut kapas menerpa tangan Jatuh mengingatkan raga Belai cipta perintah dari-Nya Menerpa halus sang empunya Tarikan lembut dari senja Membawa raga ke taman dunia Menari dan berlari Mengharapkan diri Sisihkan benang mahkota dari paras Tersenyum tunjukkan pintu selaras Coba raih warna mawar Namun tak bertemu keindahan Mengerikan Rasa jiwa tertarik keluar Melihat senja terpaksa menghindar Berpendar Perjanjian telah usai Senja terbawa menuju ujung sungai Akankan ini sebuah awal Dari perjalanan ksatria tanpa pengawal Satu atau dua detik Tak masalah Menginjak dasa warsa Kembali menjadi manusia Muncul dengan keserakahan Muncul penuh kerinduan Menggali, menginginkan Suatu yang belum punya kepastian Badai dan petir menggelegar Garis kehidupan dilanggar Para penjaga meraung marah Gerbang mereka dibuka Satu dua warna mawar tak masalah Asal senja bisa terbawa Nyanyian logam berp

Anak Sapi (Slice of Life Story)

Anak Sapi oleh ( mifthaakbie ) “Hei Jo!” sapaku pada Bejo yang pagi ini kebetulan lewat depan rumahku. “Oh, hai juga Man!” jawabnya. Lalu, berbelok menuju pekarangan rumahku. “Pagi-pagi sudah santai kau.” “Iya, mumpung sedang libur kerja. Lumayan, bisa nemenin istri di rumah sambil ngopi. Hehehe.” Jawabku setengah bergurau. Bejopun ikut duduk di sampingku. Kami sering mengobrol maupun sekedar duduk diam bersama-sama didepan rumahku pada hari libur. Bejo adalah salah satu tetangga satu dusunku yang rumahnya lumayan berjarak jauh dari rumahku. Ia adalah salah satu buruh serabutan dari puluhan warga yang bekerja serabutan di kampung kami. Genting bocor, kerbau lepas, bahkan permintaan warga untuk mengambil beberapa buah kelapa dari pohonnya sudah menjadi pekerjaan yang biasa bagi Bejo. Ia sering mondar-mandir beberapa kali didepan rumahku karena jasa yang diberikannya pada warga sekitar mendapat banyak permintaan. Terkadang aku sering membandingkan Bejo dengan para

Rengkuhan Akhir [Creepy Story]

RENGKUHAN AKHIR oleh  (krisakbie) Note : Gore, Pshycothriller ALERT!

Kebohongan [Creepy Story]

KEBOHONGAN oleh  (krisakbie) Note : Gore, Pshycothriller ALERT!

Kebisuan Penjara (Slice of Life Story)

Kebisuan Penjara oleh ( mifthaakbie )

Sekaleng Kerupuk (Slice Of Life Story)

Sekaleng Kerupuk oleh ( mifthaakbie ) Awal aku bertemu denganya, dia memberiku sekaleng kerupuk. Pertemuan    kedua, dia juga memberiku sekaleng kerupuk. Setiap aku bertemu denganya, dia juga membawa kerupuk. Pertemuan yang unik memang, tapi intulah dia, Krisna Andra Winata. Seorang cowok, yang peling hebat, yang pernah ku kenal. Anak dari sepasang suami-istri pembuat kerupuk kecil-kecilan. ***** Sejak orang tuaku pindah tugas, akupun terpaksa pindah rumah, dan pindah sekolah. Mumpung hari ini adalah hari libur sekolah, aku memanfaatkanya dengan berkeliling kota Mojokerto ini, agar aku bisa lebih mengenal, kota tempat tinggal baruku. Saat aku akan mengeluarkan sepeda motorku dari garasi, tiba-tiba kakakku berkata dari dalam rumah. “Ata! nanti kalau ada anak yang mengantar pesanan kerupuk ibu, kamu yang bayar ya, uangnya ada dimeja ruang tamu!.” Kata kakak. “Yelah….” Jawabku dengan nada tak bersemangat. Akupun akhirnya meletakkan sepeda motorku kemb