Memang terlihat seperti sudah telat, namun tak masalah, karena tangan ane sedari awal nonton sampai sekarang rasanya gatal maksimal untuk memberikan kesaksian (ciaah). a
Nama judulnya mengambil dari nama karakter utamanya yang kocak dan cerdik yaitu Aladdin. Film ini adalah produksi dari Walt Disney Pictures, berdurasi 128 menit dan digarap oleh sutradara Guy Ritchie yang dibantu penulisan skenarionya oleh John August.
Film ini sendiri masih menggunakan referensi cerita klasik ala Disney sebelumnya yaitu Aladdin dan Lampu Ajaib, dengan masih memberikan easter egg keterkaitannya dengan 1001 malam ala Arabian Night yang dijadikan lagu di tengah-tengah film.
Film aladdin diperankan oleh Menna Massound sebagai Aladdin sendiri, lalu Naomi Scott sebagai Putri Jasmine, dan Will Smith sebagai Jin.
Jadi, mari sekarang kita bahas apa saja sih yang ada di dalam review film Aladdin 2019 kali ini.
Sinopsis Aladdin
Aladdin menceritakan seorang remaja laki-laki yang diibaratkan sebagai ‘tikus jalanan’ miskin yang hidup sebatang kara dan hanya ditemani oleh monyet peliharaannya bernama Abu. Mereka berdua hidup terlunta-lunta dan terpaksa menjadi pencopet ulung di kotanya. Ini dikarenakan keduanya sama-sama tidak memiliki apapun atau siapapun untuk bergantung hidup. Sayangnya walaupun sudah berusaha mencopet sana-sini, tetap saja hasil yang di dapatkan setiap harinya tidak maksimal, bahkan terkadang hasil emas yang di dapat hanya ditukar dengan beberapa biji kurma. Walaupun memang terlihat miskin dan tidak memiliki apapun, mereka seperti sudah terbiasa dan malah terlihat selalu enjoy setiap harinya.
Suatu hari Aladdin tiba-tiba bertemu seorang gadis cantik yang berusaha untuk menolong anak kecil yang kelaparan. Namun sayangnya aksinya malah mendapat protes dari salah satu pedagang roti karena ia sembarangan mengambil dagangannya tanpa membayar. Aladdin yang merasa kasihan kemudian menolongnya dengan menjadikan gelang emas gadis itu sebagai alat tukarnya untuk membayar roti. Sifat jahil dan keahliannya untuk mencuri akhirnya malah digunakannya untuk menukar gelang yang diberikan menjadi sebuah apel. Penjual rotipun marah, maka Aladdin dan gadis misterius itupun jadi bahan pengejaran para polisi disana.
Pelarian mereka berdua malah secara tidak sengaja menumbuhkan benih-benih cinta diantara keduanya. Aladdin masih belum tahu bahwa gadis misterius itu adalah putri Jasmine yang menyamar di pasar rakyat. Ia yang masih belum menyadari bahwa yang dicintainya itu adalah seorang putri, terus-terusan merayu Jasmine, apalagi sang putri juga malah memperkenalkan diri sebagai pelayan kerajaan.
Aladdin yang akhirnya menyadari hal itu kemudian putus asa dan salah seorang penasehat Raja, yaitu Jafar kemudian menghasutnya untuk mengambil lampu ajaib yang ada di gurun pasir, dengan janji akan diberikan imbalan berupa uang yang banyak. Aladdin yang merasa bahwa ia sudah tidak bisa apa-apa lagi.
Lampu ajaib itu sendiri berlokasi di sebuah gua di gurun pasir yang berisi bermacam-macam harta karun. Saat Aladdin berhasil mengambilnya, sayangnya Jafar malah menipunya dan membuat Aladdin terperosok ke dalam gua. Aladdin kemudian berusaha keluar dari gua itu, dan bertemu dengan karpet ajaib yang memberi tahunya cara menggosok lampu ajaib itu.
Tiba-tiba sesosok jin berwarna biru keluar dari lampu itu. Ia ternyata adalah jin yang memiliki tugas untuk mengabulkan tiga permintaan bagi siapapun yang menggosok lampunya. Aladdin yang menjadi tuan baru bagi sang jin akhirnya tiba-tiba jadi kaya raya, ia mendatangi Jasmine yang sudah mencurigainya sedari awal. Petualangan dan kisah ajaib pun dimulai dari sini.
CGI Fantastis
Yang ane suka ketika menonton film garapan Disney adalah betapa maksimalnya mereka membuat alam imajinatif menjadi tontonan nyata untuk penonton. Ini bisa jadi dikarenakan hampir semua cerita dari komik jadul Disney adalah fiktif dan imajinatif.
Dari awal sampai akhir, kalian akan diberi sajian grafis yang indah-indah. Penuh sparkle dan tentunya ciamik dari film Aladdin. CGI ini lah yang akan membuat kalian betah berlama-lama menontonnya.
Audio Menggelegar
Jiwa dari sebuah film adalah tata suara. Begitu pula di film Aladdin.
Sepanjang film, musik yang diberikan selalu bernuansa timur tengah. Walaupun sesekali terdengar seperti kombinasi ala-ala india sih (pendapat pribadi). Kalian akan selalu diingatkan bahwa film ini berlatar dimana dengan nuansa musiknya.
Hingga pulang, ane seakan kemasukan cacing musik. Dimana setiap lagu yang ada pada film Aladdin selalu terngiang di kepala. Kalian akan mendapati beberapa musik dari kartun Aladdin klasik ala disney di beberapa kesempatan. Semisal Arabian Night, Prince Ali dan masih banyak lainnya.
OST utama dari Aladdin adalah A Whole New World yang dinyanyikan oleh pemeran Princess Jasmine, yaitu Naomi Scott sendiri. Dimana ini adalah versi cewek dari lagu aslinya yang dinyanyikan oleh Zayn Malik.
Sisi Nanggung Princess Jasmine
Mungkin kalian ada yang setuju maupun tidak setuju dengan pendapat ane satu ini. Menurut kalian, film Aladdin ini adalah film kecewek-cewek an atau bukan?. Terserah apa pendapat kalian, tapi menurut pendapat ane, ini adalah film feminin.
Umumnya, para princess (putri) akan menjadi sorotan di film-film Princess Disney. Sayangnya ane tidak menemukan sorotan tersebut pada putri eksotis Princess Jasmine.
Bisa jadi ini dikarenakan fokus utama adalah pada kehidupan Aladdin. Namun sepertinya sosok heroine disini (Princess Jasmine) tidak terlalu menonjol. Hanya karena dia adalah salah dua dari cewek yang disorot di film ini (dimana salah satunya adalah pelayannya), bukan berarti ia tidak harus ditonjolkan.
Kegaringan Yang Haqiqi
Yups, walaupun film Aladdin berfokus pada komedi dan imajinasi. Namun ada beberapa jokes yang menurut ane super garing. Jujur saja ane tidak tahu apakah memang seperti itu selera guyonan diluar negeri, atau mengkin ane saja yang kurang asik buat dengerin jokes seperti itu.
Seperti misalnya kalian akan berkali-kali disuguhkan adegan dimana Jin akan menirukan beberapa profesi maupun tren dimasa kini. Seharunya ini lucu, tapi faktanya malah krik-krik.
Salah satu penolong kegokilan disini rasa-rasanya hanya si Abu, monyet Aladdin yang sesekali bertingkah nyeleneh dan menggemaskan.
Bom Remake dari Disney
Entah kenapa saat melihat film-film ajaib ala Princess Disney malah membuat ane merasa adanya niatan bom remake dari pihak Disney Picture. Bagaimana tidak, hampir semua kisah putri disney dirombak ulang dan dibuat kembali dengan menghidupkan sisi magis dengan memaksimalkan teknologi CGI.
Tapi jujur saja, menurut ane, Aladdin adalah remake live action paling nanggung yang pernah dibuat oleh Disney. Dari awal sampai akhir nuansanya begitu-begitu saja.
Over all, ane sendiri cukup menikmati dari awal sampai akhir film ini. Walaupun tentunya ada banyak sekali hal-hal yang kadang membuat bosan, tapi ane bisa tetap berada di kursi dan menonton sampai habis.
Demikianlah review film Aladdin 2019 dari liwato. Apakah kalian memiliki pendapat yang sama atau bahkan bertolak belakang dari ane?. Yuk diskusikan di komentar.