Pertengahan bulan November 2019 ini pasti telah ditunggu-tunggu oleh para penggemar film seri Charlie’s Angels, namun tenang saja karena pada review film kali ini ane akan memberikan review film Charlie’s Angels 2019. Review kali ini langsung ane tuliskan pada saat beberapa jam setelah nonton filmnya di pemutaran perdananya pada 13 November 2019.
Bagi kalian yang juga penggemar para Angels, tentunya akan merasakan nostalgia yang teramat dalam, mengingat Charlie’s Angels sendiri juga sudah hampir 16 tahun lalu melakukan perilisan terakhirnya dengan seri judul Charlie’s Angels : Full Throttle pada 2003 lalu. Sudah lama sekali bukan?.
Ada statement yang juga harus ane masukkan terlebih dahulu sebelum membahas lebih jauh mengenai film ini yaitu “Ini adalah film aksi yang dipenuhi wanita, namun dengan minim sorotan seksi”.
Para angels yang menjadi sorotan kali ini diperankan oleh Kristen Stewart sebagai Sabina Wilson, Naomi Scott sebagai Ellena Houghlin dan Ella Balinska sebagai Jane Kano. Yang tentunya kalian semua juga sudah tahu bahwa yang menjadi pencuri perhatian disini adalah Kristen Stewart.
Yang lucu adalah, karena Naomi Scott sebelumnya juga memerankan karakter Princess Jasmine pada film Aladdin, sempat ada celetukan lucu dari temen ane yang mengatakan bahwa “Film ini adalah film si tuan putri yang bosan di kerajaan, makanya jadi ilmuwan dan ikut agen rahasia untuk menyelamatkan dunia”. Cukup lucu, namun sebenarnya juga bisa disambungkan, mengingat bahwa film Aladdin juga booming di tahun 2019, dimana beberapa bulan kemudian Charlie’s Angels rilis. Membuat penontonnya masih merasa penokohan Jasmine masih melekat pada Naomi Scott.
Nah, yang lebih unik adalah, kalian akan menemukan sang sutradara film juga ikut bermain pada film laga feminin ini. Elizabeth Banks rupanya juga ikut berperan sebagai salah satu orang penting yang ada pada agen cantik ini, karena ia berposisi sebagai Bosly. Elizabeth Banks juga dibantu oleh Elizabeth Cantillon yang juga mendampinginya sebagai produser. Dua sutradara wanita berbakat membangun film aksi, silahkan dibayangkan sendiri bagaimana hasilnya.
Baiklah, kalau begitu tidak usah berlama-lama, mari sekarang kita mulai untuk membahas review Charlie’s Angels dimulai dari sinopsisnya.
Sinopsis Film Charlie’s Angels
Cerita yang diambil masih mirip seperti sebelumnya, menceritakan keseharian para agen Townsend yang sudah dikenal dapat dipercaya untuk mengatasi kasus-kasus besar yang mengancam kehidupan banyak orang. Para wanita cantik yang ada di agensi ini merupakan anak asuh dari Charlie yang sudah dinyatakan meninggal (dapat dilihat pada seri Charlie’s Angels sebelumnya). Yang dimana para Angels ini kemudian diasuh dibawah perlindungan dan pengaturan para Bosly dengan berpedoman pada sistem Charlie yang dihormati oleh mereka semua.
Towsend Agency sendiri dapat dibilang merupakan tempat para Angels bernaung, dan dulu awalnya hanya sebuah perusaahan agensi yang menawarkan jasa invetigasi pribadi sederhana. Yang seiring waktu, mereka berubah menjadi bada intelejen swasta kelas internasional.
Awal cerita pada film ini berfokus pada para Angels utama yang terdiri atas dua orang saja yaitu Sabina yang memiliki watak konyol, asik, berani namun sembrono, dengan Jane seorang snipper handal yang memiliki watak serius berhati lembut. Keduanya seakan seperti fighter dan snipper yang bekerja sama dengan baik dan epik dalam setiap misinya.
Cerita dibuka dengan Sabina yang menyamar untuk merayu seorang bandar barang-barang ilegal yaitu Jhony Australia. Dengan mudah ia kemudian dapat melumpuhkan sang penjahat kelas kakap dan para anak buahnya dengan bantuan dari para Angels lainnya. Dan kemudian disusul dengan pensiunnya seorang Bosly dari keanggotaan mereka.
Sedangkan itu, ditempat lain yaitu perusahaan pengembang teknologi ada seorang pegawai dan ilmuwan jenius bernama Elena yang sering sekali mendapatkan intimidasi dan diremehkan oleh para atasannya karena ia jenius dan ‘wanita’. Karena beberapa hal yang tak sependapat dengan pemikirannya, Elena kemudian menyadari bahwa benda yang dikembangkannya yang ada di perusahaan itu dapat disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Ia berbicara pada bos-nya namun diremehkan. Pada akhirnya perkiraan Elena benar. Ada banyak pihak yang menginginkan benda itu untuk dapat digunakan sebagai senjata pembunuh manusia.
Elena yang bingung kemudian mendapat suatu tanda bahwa ia harus bertemu dengan para agen Charlie’s Angels. Sabina dan Jane yang bertugas untuk melindunginya juga kewalahan karena mereka juga bingung kenapa Elena malah diburu banyak orang. Untuk selanjutnya mereka akan tahu bahwa Elena adalah cewek jenius yang polos.
Setelah pertemuan diantara mereka berlangsung masam, ketiganya kemudian terus-terusan berada dalam pelarian bersama dengan Bosley mereka yang baru yaitu Bank. Dan mereka harus bekerja sama untuk menemukan cara untuk menyelamatkan dunia, dan tentunya dengan gaya.
Sound Effect Charlie’s Angels
Tidak terlalu banyak sound effect mubadzir yang diberikan untuk film ini, karena secara keseluruhan lebih banyak mengambil suara-suara diam sesuai dengan lingkungan sekitar. Namun jika menurut ane dari prespektif pribadi merasa bahwa beberapa kali suara tembakan yang diberikan tidak terlalu terdengar kasar dan bahkan bisa dikatakan lebih lembut. Jujur saja ane malah merasa tidak terlalu ‘ngeri’ ketika menonton aksi baku tembak di film Charlie’s Angels.
Kalian akan sering menemui soundtrack khas dari Charlie’s Angels yang sepertinya sekarang sudah diperbarui menjadi lebih keren dibandingkan dengan versi dulu.
Entah mengapa, ane merasa pemilihan lagu yang dipilih memang cukup nge-rock dan nendang namun tetap terkesan kecewek-cewekan. Sebenarnya sudah dapat dilihat dari awal kampanye traillernya karena film Charlie’s Angels dipenuhi dengan sub-sub track dari Miley Cyrus, Ariana Grande dan Lana Del Rey.
CGI dan Cinematography Charlie’s Angels
Secara keseluruhan kita memang akan melihat sajian CGI yang apik dan keren pada film Charlie’s Angels. Apalagi semuanya dibalut dengan nuansa feminin dan berseni. Ane paling suka ketika shoot yang diambil pada bagian tangga menuju bawah pada saat Sabina berlarian. Terlihat presisi dan super keren, penonton seperti diajak untuk ikut merasakan bagaimana pusing dan paniknya suasana pada saat itu.
Apakah kalian merasakan hal yang sama ketika menontonnya?. Atau mungkin ane saja yang terlalu melebih-lebihkannya?. Silahkan tulis di kolom komentar.
Masih Mengedepankan Feminisme
Yups, jika dilihat memang dari dulu film seri Charlie’s Angels memang membahas mengenai para wanita cantik nan jenius yang menjadi agen mata-mata penyelamat dunia. Uniknya, karakter yang dibentuk rata-rata juga secara tidak langsung merepresentasikan bagaimana wanita di luar sana memang rata-rata masih dianggap remeh oleh publik, betapapun hebatnya mereka.
Entah mengapa, simbol V yang menjadi simbol utama para Angels sedikit memberikan pandangan lain bagi ane mengenai bagaimana wanita dilihat oleh masyarakat. Atau mungkin kalian juga merasakan hal yang sama atau bahkan memiliki pendapat yang berbeda?.
Terlebih lagi pada sepanjang film kalian akan melihat hampir semua hero yang ada adalah perempuan. Membuat siapapun yang melihat sudah pasti akan merasa takjub dengan betapa kerasnya cita rasa ‘feminin’ pada film ini. Karakter yang ada juga dibuat sealami mungkin sebagaimana naluri seorang perempuan dalam menghadapi sesuatu.
Nuansa pink, emas dan hitam akan lebih sering muncul di film Charlie’s Angels. Para cewek disini masih dibuat manusiawi tidak seperti karakter cewek di film aksi yang biasanya mengesampingkan sisi feminin mereka.
Semua hal ini memang dirasa masuk akal karena memang kedua produsernya adalah wanita.
Sorotan Ada Pada Kristen Stewart
Yups, sepertinya mata ane selalu fokus pada Kristen Stewart yang memerankan Sabina pada film Charlie’s Angels satu ini. Secara keseluruhan film, yang membuat tertawa selalu si Sabina karena celetukan dan tindakan konyolnya ketika beraksi. Ia dibuat menjadi sosok yang kuat namun cenderung sembrono. Rela melakukan apapun tapi kadang tindakannya terbilang konyol walaupun memang masuk akal.
Plot Twist yang Benar-Benar Ngetwist
Hanya sekedar saran, bagi kalian yang tidak ingin terkena spoiler Charlie’s Angels lebih banyak, lebih baik memberhentikan membaca dari bab ini saja. Karena pembahasan berikutnya akan lebih detail bahkan menyentil ending dari film ini. Namun bagi kalian yang tidak bermasalah dengan spoiler, silahkan lanjut untuk membaca.
Ini cukup membingungkan penonton karena sepertinya para kreatornya tidak ingin para penonton dapat menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Kalian akan dibawa berkeliling-keliling untuk menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi.
Terlebih lagi awalnya mereka seakan mengantarkan penonton untuk menuduh secara langsung boss dari perusahaan tempat Elena bekerja, lalu dilemparkan ke Jhony Australia, dan malah dilempar balik ke Bosly yaitu Bank, dan berakhir pada Bosly sebelumnya.
Memang membingungkan, namun ketika dipertengahan pada saat penonton seakan merasa salah menebak, dapat membuat ane langsung merasa harus berhati-hati dalam menebak musuh sebenarnya dari para Angels.
Sebenarnya ada plot twist yang sebenarnya dapat dengan mudah diketahui yaitu, ketika kita melihat bahwa Angels utama yang berperan hanya dua, dan keahlian mereka adalah fighter dan snipper, maka sudah dapat dipastikan bahwa Elena yang awalnya hanya klien, akan mengisi posisi Angels ketiga dengan kejeniusannya dan menjadi hero support untuk tim itu.
Ada Karakter Nanggung
Ada banyak sekali karakter yang nanggung dalam pengembangannya di film Charlie’s Angels. Seperti yang paling kentara adalah karakter dari teman Jane yang ada di Istambul bernama Fatima. Tidak jelas bagaimana mereka bisa bertemu dan kenapa teman Jane ini bisa mengenal oraang-orang penting yang jadi target mereka di sana.
Lalu yang terakhir membuat penasaran adalah sosok dibalik karakter Charlie. Walaupun semua Bosly sudah menganggap bahwa orang nomor satu di agensi itu telah mati, namun tidak ada yang menjelaskan bagaimana mereka masih bisa berkomunikasi dengannya. Bisa jadi alat komunikasi yang mereka gunakan dianggap sebagai AI canggih yang dapat merepresentasikan Charlie, namun pada ending dari film kita malah diberikan sebuah petunjuk mengenai identitas Charlie yang ternyata dapat diduga adalah seorang wanita. SIapa itu?. Sepertinya untuk karakter satu ini memang sengaja dijadikan nanggung untuk dikembangkan pada film selanjutnya.
Misi Pada Charlie’s Angels Dibuat Lebih Realistis
Walaupun memang Charlie’s Angels adalah film fiksi, namun misi dan alurnya dibuat menjadi lebih realistis. Dimana tidak ada yang namanya Overpower dari masing-masing karakternya. Keputusan-keputusan yang diambil juga tergolong dapat masuk di akal dan lebih manusiawi.
Ini dapat dilihat ketika bagaimana jika manusia itu ditembak pada bagian tertentu, sudah pasti tidak akan selamat. Ini dapat dilihat dengan bekas noda dan bagaimana satu persatu karakter tewas.
Atau yang paling ane ingat adalah bagaimana mereka menciptakan situasi kebetulan yang muncul secara realistis dan tidak selalu datang dua kali. Ini bisa kalian lihat pada adegan di pabrik batu, dimana Sabina yang secara tidak sengaja ditolong oleh Elena, namun pada kesempatan kedua Elena tidak bisa begitu saja memberikan pertolongan tidak sengaja selanjutnya.
Bahkan Jane juga harus rela berkali-kali tidak bisa menangkap penjahat yang dituju walaupun sudah ada di depan mata hanya karena ia juga harus mengambil keputusan realistis menyelamatkan sahabatnya atau menangkap sang buronan.
Bukan Sekedar Seksi
Jika kalian berharap akan banyak sajian seksi di film-film aksi agen rahasia wanita, sayangnya ane harus mengatakan bahwa kalian sebaiknya membuang jauh-jauh harapan itu.
Walaupun pada awalnya memang sempat menyajikan bagaimana si Sabina merayu Jhony Australia, namun ujung-ujungnya juga hanya itulah scene yang menyajikan adegan rayu merayu ‘nanggung’ karena para Angels juga kemudian malah melumpuhkan Jhony.
Penonton akan lebih ditekankan kepada bagaimana pola pikir wanita dan bagaimana jika mereka beraksi. Jadi, alih-alih kalian berharap melihat berbagai pemandangan seksi, kalian malah akan lebih banyak disuguhi pemandangan yang keren.
Sungguh, ane sendiri merasa bahwa kedudukan wanita yang ada di dalam film ini dibuat setinggi mungkin dengan penghargaan semaksimal mungkin. Ini dapat dilihat bagaimana walaupun ada beberapa kali adegan pelecehan maupun kekerasan pada para agen wanita, namun mereka dapat mengatasinya dengan keren dan tentunya cerdas.
Antusiasme Penonton
Berhubung ane nonton film Charlie’s Angels di kota ane yang notabenenya cuma punya satu bioskop, sudah dapat dipastikan bahwa kursi yang tersedia juga cukup penuh. Terbukti bahwa ketika ane ingin menonton pada jadwal pukul delapan malam, lokasi favorit ane sudah dipesan. Hingga pada akhirnya ane nonton pada jawal pukul tujuh. Itupun juga sudah terlihat penuh di beberapa bagian.
Ane juga masih ingat bahwa Charlie’s Angels dulu sering diputar sebagai film yang ditayangkan malam hari di televisi lokal. Dan tentunya itu sudah lama karena pada saat itu ane masih di sekolah dasar. Bela-belain untuk mengerjakan PR lebih awal agar diizinkan untuk bergadang nonton film di tengah malam.
Maka tak heran bahwa euforia nostalgia film Charlie’s Angels 2019 ini dapat terasa dengan banyaknya para penonton yang dapat dikatakan sudah dewasa bahkan berumur yang mendominasi. Ane yang nonton sama temen ane malah merasa yang paling muda di ruangan itu.
Untuk penilaian, karena ane fanatik sekali dengan film ini, maka tak ragu ane memberikan nilai 8,5/10.
Sebagai bonus, ane kasih kalian trailler Charlie’s Angels dari channel resmi mereka.
Baiklah sekian review Charlie’s Angels dari liwato. Apakah yang ane rasakan juga sama seperti yang kalian rasakan?. Mumpung ini adalah hari perilisan pertama Charlie’s Angels di bioskop, bagi kalian yang ingin bernostalgia atau sekedar menonton, cepet booking tiketnya.
Jika kalian merasa bahwa artikel kali ini bermanfaat, silahkan tinggalkan komentar atau bagikan agar teman-teman kalian juga tahu informasi ini.