Review Film Joker 2019 : Lahirnya Antihero Yang Dikagumi (Sinopsis+Spoiler)

6
review film joker 2019 bahasa indonesia

Siapa yang tak kenal Joker. Ia adalah tokoh penjahat yang terkenal sebagai musuh bebuyutan para pahlawan DC. Dandanan ikonik seorang badut sudah menjadi ciri khusus villain ini. Kali ini ane akan membagikan mengenai Review Film Joker untuk kalian.

Tayang pada awal oktober 2019, Warner Bross menyajikan sosok villain pada film dengan kisah solo seorang musuh terbesar serial pahlawan di DC universe. Alih-alih menayangkan kisah para pahlawan, DC malah mencoba arus lain untuk membahas mengenai tokoh penjahat. Joker menjadi tokoh yang kisah tragisnya diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama dengan namanya.


Sinopsis Film Joker

Suasana kota Gotham yang panas membuat penduduknya juga menjalani kesenjangan sosial dan hidup yang cukup keras. Perbedaan si kaya dan si miskin semakin jauh hingga mengakibatkan keirian dan kedengkian terpendam kaum bawah dengan kaum atas.



Arthur (Joaquin Phoenix) adalah salah satu penduduk kota Gotham dengan status sosial yang cukup rendah. Ia tinggal bersama ibunya yang sedang menderita sakit stroke. Arthur memiliki cita-cita mulia menghibur orang banyak dan menjadi komedian besar, namun berakhir sebagai badut panggilan untuk menyambung hidup. Sayangnya ia sering mendapat bully-an dari orang orang sekitarnya yang jahil. Bukan hanya diolok-olok, tak jarang pula ia juga mengalami kekerasan fisik tanpa alasan dari para pem-bully.

Penderitaan yang dialami Arthur ternyata bukan hanya sampai disitu. Setelah ia berkonsultasi dengan psikolog, ia menemukan fakta bahwa dirinya mengidap skizofernia dan tidak bisa mengontrol emosinya terutama tertawa. Ia sangat menderita dengan penyakitnya dan kesusahan dalam mengontrol tertawanya ketika ia sedih, panik maupun senang. Hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab berbagai bully dari orang-orang sekitar.


Peringatan : Jika kalian tidak menyukai spoiler, maka ane sarankan untuk skip membaca bab sinopsis dari sini saja dan langsung melanjutkan ke bab selanjutnya.

Kepolosannya dalam menghadapi kerasan akhirnya berusaha dibantu oleh teman satu profesinya bernama Randall. Randall memberi Arthur sebuah pistol dengan alasan agar Arthur memiliki perlindungan atas dirinya sendiri. Ketika secara tidak sengaja ia ketahuan membawa pistol tersebut ke acara anak-anak di rumah sakit, Randall malah menyebar fitnah pada bossnya mengenai pistol tersebut dan menyebabkan Arthur dipecat.

Ia yang depresi akhirnya secara tidak sengaja menembak tiga orang yang membulinya di kereta api. Ini adalah kasus pembunuhan pertama Arthur yang akan mempengaruhi seluruh perubahan karakter dan sikapnya dalam menghadapi hinaan orang lain.

Hasil gambar untuk joker 2019

Sayangnya fakta menyakitkan mengenai masa lalu keluarganya terungkap. Arthur membaca surat yang dikirimkan Ibunya kepada calon walikota gotham dimana Ibunya mengaku bahwa ia adalah ayah Arthur. Sayangnya kemudian Arthur mengetahui bahwa ibunya adalah seorang yang menderita gangguan mental dengan delusi yang parah, ia mengangkat Arthur sebagai anak dan pernah menganiayanya. Sangat menyedihkan ketika Arthur sendiri bahkan tidak mengingat kejadian itu.

Definisi 'Sakit' Jiwa dan Raga

Aliran cerita yang dibangun dikombinasikan dengan acting brilliant dari Joaquin Phoenix berhasil menjadi sajian indah namun menusuk bagi para penonton. Karakter yang lahir dari musibah yang tidak biasa diperankan secara epik dan penuh haru. Penonton dibawa bergidik ngeri ketika melihat ekspresi Arthur dan suara tertawa Joker yang seakan menahan rasa sakit mendalam.

joker belajar tertawa
Senyum Sapa Salam
Penampilan Joaquin yang memerankan Arthur bisa saja membuatmu mendapat mimpi buruk dimalam hari setelah menonton film Joker. Sebenarnya ane merasa bahwa background musik yang ditampilkan tidak terlalu mendominasi. Namun inilah yang ternyata menjadi kunci penting nuansa 'ngeri' dengan cara 'lain' yang sepertinya memang ingin dibangun oleh DC Comic. Cukup dengan mendengar suara tawa Joker, kalian akan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Arthur.


Antihero Yang Dikagumi

Banyak sekali ane mendapati review maupun komentar mengenai film ini. Rata-rata menyebutkan bahwa "Orang Jahat Terlahir dari Orang Baik yang Tersakiti". Well, ini memang ada benarnya pada perubahan karakter Arthur menjadi Joker.
Pada adegan ketika Arthur diundang ke TV Show, ia mengatakan bahwa ia bukanlah aktivis yang menuntut apa-apa. Ia hanya ingin membalas dendam pada orang-orang yang jahat padanya tanpa alasan. Namun masyarakat umum menganggap bahwa sikap Joker itu benar dan menganggapnya pahlawan, karena mereka merasa hak mereka telah diambil paksa oleh para orang kaya yang bersikap seenaknya pada orang kalangan bawah selama ini.

review joker 2019
Cerdik adalah kunci

Ane pribadi merasa ragu dengan perspektif ane sendiri mengenai hal yang benar dan salah setelah menonton film Joker. Sebenarnya ada garis abu-abu yang samar diantara dua hal bertolak belakang tersebut. Jarang kita pikirkan, tapi akhirnya berhasil disajikan secara 'menusuk' oleh DC Comic melalui film Joker.

Rating 17th

Diisi dengan kegilaan dan kekerasan yang cukup mendominasi, film Joker memiliki rating 17 tahun keatas. Bukan karena materi seksualnya. Namun karena pesan yang disampaikan dan adegan kekerasan cukup berat jika ditonton untuk anak-anak bahkan remaja. Bahkan ane bisa bilang bahwa materi seksual dalam film ini hampir TIDAK ADA.

joker 2019 ending scene menari
Bukan Goyang Dumang



Mungkin beberapa tindakan yang tidak patut dicontoh yang dilakukan oleh Joker dikhawatirkan akan ditiru oleh para remaja yang belum cukup umur. Diantaranya yang paling menohok adalah ketika Arthur membunuh ibunya sendiri yang sakit karena sakit hati. Para remaja yang belum bisa membedakan 'zona abu-abu' kebenaran dan kesalahan bisa jadi akan menangkap perspektif yang salah pada adegan semacam ini.

Penonton Tak Sesuai Umur

Hal paling ane sayangkan pada pemutaran film ini adalah, para penontonnya. Masih banyak ane temui di dalam studio para orang tua yang mengajak anak-anak mereka yang masih dibawah umur untuk menonton film Joker ini. Beberapa dari mereka ada yang akhirnya menyadari lalu turun keluar ruangan dipertengahan film.

Namun tak sedikit pula yang masih ngeyel untuk tetap menonton dengan anak-anak. Alhasil ketika beberapa adegan kekerasan muncul secara blak-blakan di layar, ane mendengar jeritan khas anak-anak yang entah kaget atau ketakutan. Jadi yang salah siapa?.

Sekedar saran dari ane, ketika kalian ingin menonton film bersama keluarga, pastikan rating usia pada film tersebut sebelum menontonnya. Jika lembaga sesor film saja sudah memberikan rating dewasa untuk sebuah film, setidaknya itu sudah cukup memberikan informasi bagi para orang tua untuk membatasi tontonan apa yang layak atau tidak untuk anak mereka.


Akhir paragraf untuk review film Joker ini akan ane kasih penilaian 9/10. Ini berarti ane sangat merekomendasikan film ini untuk kalian tonton. Atau kalian sendiri sudah menonton namun memiliki pendapat lain? Yuk diskusi di di kolom komentar.

Posting Komentar

6Komentar
  1. Nice
    Komen balik di https://z-bioskop.blogspot.com

    BalasHapus
  2. mantap gan
    www.milenia.site

    BalasHapus
  3. mantab ni reviewnya https://www.maxyotz.com/

    BalasHapus
  4. Nonton ini lahir membawa ideologi baru. Bahwa kadang sifat buruk itu ada karena pengaruh lingkungan

    BalasHapus
Posting Komentar

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top