Review Anime : Battle Skipper (+Sinopsis +Spoiller) Mecha dan Geludnya Mbak-Mbak Unyu

krisBay
0

Judulnya sih gitu, tapi ini bukan anime yang cerita dan alurnya beneran serius dan kaku. Battle Skipper adalah anime OVA yang punya tiga episode, yang diproduseri sama Takashi Watanabe pada 1995 sebelum dia ngegarap Slayers. Tergolong jadul sih. Setidaknya daripada gabut mau nonton apa, pilihan gue secara random jatuh pada anime Battle Skipper ini.

Ini serial dibikin buat promosiin mainan robot dari Tomy. Kalo lu tahan nonton aksi cewek-cewek sekolah yang berubah jadi pertempuran pake senjata satelit, lu bakal ketagihan sama petualangan konyol ini, bro.

Beberapa tahun lalu di komen YR, ada yang nyinyirin kalo ini bisa aja ada unsur yuri-nya, jadi akhirnya gue tonton deh. Ya udahlah, gue bersyukur ini cuma OVA tiga episode doang.

SINOPSIS

Cerita Battle Skipper sebenernya simpel aja dan fokusnya di dua klub saingan di St. Louis. Ada Sekolah Putri Ignacio dengan klub debutan dan klub etiket yang berusaha coexist gitu. Meski terdengar kaya anime sekolah pada umumnya, untungnya nggak terlalu fokus pada kegiatan klub. Justru, dua perusahaan yang punya hubungan sama pemimpin klub bentrok di balik layar buat nguasain teknologi AI canggih buat Battle Skippers, alat tempur yang dipake sama anggota klub etiket yang disebut Exters.

Sekarang, setelah gue paham, ceritanya lumayan klise, tapi ya wajar sih, soalnya anime ini dasarnya berfokus pada aksi mecha. Kaya yang diharapkan dari OVA tiga episode, alurnya cepet banget, tapi konflik antara dua belah pihak agak ngecewain. Buat gue, sebagian besar masalahnya ada di gimana antagonis utamanya dieliminasi dan ngebiarin anak buahnya buat nyoba ngecuri teknologi AI. Dia annoying banget, gue lebih suka kalo dia muncul lebih dikit dan lebih sering jadi antagonis yang sebenernya nggak ngapa-ngapain kecuali being diva dan ngatur orang.

Baca Juga : Anime Lucu Saving 80.000 Emas Untuk Masa Pensiun


REVIEW

Jadi, ini tuh anime mecha yang nggak terlalu serius, meskipun menurut gue OVA ini nggak terlalu lucu, tapi ada komedinya yang lumayan asik. Gue nggak nganggap diri gue sebagai penggemar mecha, tapi ternyata gue agak kaget karena nggak ada adegan mecha yang berlebihan. Mungkin itu juga yang bikin gue nggak terlalu benci sama acara ini. Tapi ya, menurut gue, tiga episode itu kurang buat cerita yang lebih menarik. Gue berharap lebih panjang, mungkin lima atau enam episode, biar ceritanya bisa lebih lengkap. Rasanya masih ada yang kurang, tapi sayangnya cuma tiga episode yang dihasilkan.

Keseluruhan kisahnya bisa diringkas macam ini :

Jadi, anggota Klub Etiket di Sekolah Anak Perempuan St. Ignacio turun ke bawah beneran, dan tiba-tiba mereka dandanannya cuma setipis itu. Kenapa? Soalnya mereka mau nyetir pesawat, yang sayangnya namanya BS alias Battle Skippers, mecha militer yang high-tech abis. Jadi, mereka, yang disebut "Extars," berusaha ngebasmisin kejahatan dari dunia. Lawan mereka itu Sayaka, presiden klub Debutante yang jahat dan super kaya, plus temennya, Todo.

Baca Juga : Anime Barakamon (Kisah Inspiratif dan Komedi Kalem)

Jadi, gue nggak punya ekspektasi tinggi buat cerita anime ini. Meski gue nggak bakal bilang jelek, tapi gue rasa ini cuma B aja.

--

KARAKTER & RELATIONSHIP

Gue ngerasa Battle Skipper kurang punya karakter yang bener-bener mencuat, dan soal subteks yuri yang diomongin? Sedikit banget. Jujur, soal karakternya, semuanya kaya gampang dilupakan gitu, nggak terlalu menarik buat gue.

Selain anggota klub etiket dan Sayaka, nggak ada siswa lain yang punya peran berarti. Mengingat sependek itu durasi anime, gue rasa itu keputusan yang tepat. Nggak ada satu karakter pun yang dominan waktu nonton, jadi masing-masing pemeran utama punya momennya sendiri, meski sebagian gede di antaranya agak mengecewakan. Kalo Saori yang lemah dapet lebih banyak sorotan, gue pasti nggak bakal seneng. Jadi mungkin emang lebih bagus kalo semuanya dibagi-bagi.

Baca Juga : Redo Of Healer (Anime Absurd Bikin Sakit Jiwa)

Gue harap banget Rie sama Reika jadi pasangan yuri, tapi rupanya enggak. Subteks yuri yang ada cuma dikit banget, terutama lewat Shihoko yang sebenernya menunjukkan ketertarikan ke Rie dan (cepet banget) Saori. Tapi dia juga (cepet banget juga) suka sama guru pengganti cowok. Kejadian-kejadian ini super kecil, dan dia nggak keliatan bener-bener romantis, dibandingin sama karakter yuri yang lain. Jadi, kalo lo sama kayak gue yang berharap ada lebih banyak adegan yuri, pasti bakal ngerasa kecewa banget. Kayaknya gue sering banget bilang gitu ya.


ANIMASI & AUDIO

Sebagai anime pertengahan tahun sembilan puluhan, Battle Skipper emang punya daya tarik retro yang pada akhirnya saya suka, walaupun buat adegan pertarungan mecha, menurut saya, agak kurang greget. Untungnya, setidaknya ini nggak termasuk salah satu anime mecha modern yang punya implementasi CG yang bikin tanya-tanya, jadi mungkin bisa jadi lebih parah. Tapi, urutan transformasinya ala gadis penyihir lumayan keren, dan tentu aja, ada beberapa layanan penggemar yang dikasih di situ.

Soal audio, menurut gue musiknya oke, tapi nggak ada yang standout banget. Mungkin gue udah nge-review beberapa anime lama sekarang, dan gue nggak yakin kenapa, tapi menurut gue, anime modern—bahkan yang nggak terlalu bagus—biasanya punya musik yang lebih cocok buat adegan pertarungan klimaks. Bukan berarti lagu-lagu lama itu jelek, tapi biasanya nggak bisa bikin gue semangat kaya musik dari anime-anime terbaru. Meskipun begitu, gue nggak punya masalah sama kualitas produksi OVA ini. Jelas nggak bisa dibilang jelek, tapi ya jelas nggak sekelas Utena.

--

KESIMPULAN

Dari awal sampe akhir, menurut gue, Battle Skipper ini kayak anime yang standar banget dan bikin gue merasa ambivalen. Baik dari segi cerita, karakter, atau nilai produksi, semuanya cuma biasa aja, dan gue yakin gue bakal lupa semuanya dalam seminggu.

Baca Juga : Boogiepop (Anime Buat Pecinta Horor+Detektif)

Masih rishi banget mengingat anime ini dimulai dengan adegan mandi yang nggak penting dan lebih ke arah eksploitatif, yang tentunya masih kena sensor sana sini pakai barang-barang random. Sebagian besar adegan kekerasan nggak ada darahnya, tapi ada macam pem3rk05aan di salah satu episode. Secara keseluruhan, menurut gue, anime ini lebih cocok buat remaja ke atas.

Over all, mungkin nilainya 6/10.

Meskipun kurangnya unsur yuri sebenernya seharusnya bikin ngerasa kyk ngebuang waktu aja, tapi jujur aja, kadang-kadang masih bisa bikin ketawa-ketawa. 


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top