Tayang bersamaan dengan beberapa film yang baris di bagian depan tahun 2020 ini, film berjudul singkat 1917 ini cukup mencuri perhatian ane. Apa yang paling menarik dari 1917?. Mari kita bahas pada review film 1917 kali ini.
Film ini sebenarnya telah rilis bulan Desember 2019 lalu di Amerika. Baru kemudian populer ke seluruh dunia semenjak dinobatkan sebagai film yang menyabet enam belas penghargaan sekaligus (source by wikipedia @google). Di Indonesia sendiri, film ini baru tayang di layar lebar pada Januari 2020.
Sebenarnya ane sudah nonton film ini dari beberapa minggu lalu. Niatannya sih nggak terlalu ingin nulis reviewnya, Tapi sudah berhari-hari berlalu, dan 1917 terasa selalu muncul di kepala ane. So, beruntunglah kalian karena akan ane bagikan disini.
Diproduksi oleh Dreamworks Picture, film 1917 ini di sutradarai oleh Sam Mendes. Beberapa artis yang dipercaya untuk menjadi pemeran penting di film ini adalah George Mackey dan Dean Charles Chapman.
Sinopsis Film 1917
Film ini mengambil tema sederhana mengenai tugas penting dua orang kopral Britania Raya pada masa Perang Dunia 1. Seorang kopral bernama Schofield (George Mackey), diajak oleh sahabatnya yaitu Blake (Dean Charles). Awalnya Blake hanya mengetahui bahwa ia diberi tugas dari atasannya untuk menyampaikan sebuah pesan. Ia tidak paham, bahwa tugas tersebut rupanya sangat berbahaya.Schofield yang merasa tidak enak hati, akhirnya benar akan firasatnya. Menyampaikan pesan penting pada saat PD I bukanlah sesuatu yang mudah. Pesan tersebut adalah berupa sebuah informasi rahasia mengenai pancingan Jerman terhadap pihak Britania Raya agar mereka menyerang terlebih dahulu esok hari. Kedua kopral tersebut tentunya memiliki tanggung jawab untuk segera menginformasikan kepada pemimpin pasukan garis depan agar membatalkan serangan fajar mereka, atau pasukan mereka akan kalah.
Perjalanan mereka semakin lama semakin menegangkan. Karena semakin lama semakin mendekati daerah garis depan yang penuh dengan pemandangan mengerikan peperangan. Orang terluka dimana-mana, tanah terbakar, mayat-mayat dan beragam hal mengerikan lainnya.
Teknik Menakjubkan Seperti One Shoot
Dari awal film, kita akan jarang sekali melihat pergantian sudut kamera pada film 1917 ini. Bisa dibilang setiap lebih dari 10 menit baru ada pergantian sudut kamera. Dan tentunya ini sangat unik.Penonton mungkin tidak akan menyadari pergantian kamera ketika muncul suasana gelap karena tembok atau mungkin transisi yang bertekstur penuh seperti air atau tembok.
Hal-hal menegangkan seperti jatuh, bom meledak dan tertabrak berkali-kali muncul dalam film ini. Namun itu tak mengurangi nuansa one shoot yang diberikan. Karena apapun kejadian yang disuguhkan, apapun rintangannya, pengambilan gambar akan terus berayun dan berlanjut.
Penonton Diajak Masuk Kedalamnya
Bagaimana tidak?. Jika umumnya game FPS meletakkan kamera tepat dibelakang pemain atau terkadang hanya memperlihatkan tangan player, film 1917 mengajak kamu menonton film secara FPS. (Ane nggak tau lagi harus menggambarkannya seperti apa)
Kamera yang ikut berayun dan bergetar seiring suasana yang ditampilkan, mungkin saja bisa membuat mual penonton. Namun inilah yang menjadi nilai lebih, karena penonton diajak untuk lebih masuk ikut kedalam film, dan merasakan apa yang dialami oleh Schofield.
Dibuat Selama 65 Hari
Well.. melihat ketelitian pengambilan gambarnya, bisa dibilang film ini mungkin selalu menargetkan sekali ambil dan berhasil. Tentunya jika salah di pertengahan, harus mengulang dari awal. (huft!)Dikutip dari inew.uk, film 1917 ini diambil dalam jangka waktu 65 hari.
Jangka waktu yang memerlukan pengorbanan dan tentunya menguras konsentrasi.
Tentunya film ini adalah film yang wajib ditonton bagi para pecinta film laga dengan nuansa historis. Bagaimana? Tertarik memasukkan 1917 pada daftar film yang harus ditonton selanjutnya?
Bagus beud filmnya. Masih terngiang ngiang di kepala
BalasHapus