Bayangin deh, di sebuah distrik perbelanjaan Tokyo, ada restoran kecil yang kelihatannya biasa aja bernama Western Restaurant Nekoya. Buat pelanggan sehari-hari, restoran ini cuma buka enam hari seminggu. Tapi di balik pintu-pintunya, ada rahasia besar yang bikin penasaran. Setiap hari Sabtu, pintu-pintu ajaib muncul di dunia lain, menghubungkan pelanggan dari dunia fantasi ke restoran ini. Gimana nggak keren? Dari situ, mereka masuk dan menikmati makanan yang belum pernah mereka cicipi sebelumnya.
Semua dimulai dari Aletta, seorang gadis dari ras iblis, yang tanpa sengaja nemu pintu Nekoya saat dia lagi cari tempat berteduh. Awalnya, dia pikir ini cuma mimpi, tapi setelah nyobain makanannya, dia sadar ini tempat beneran ajaib. Si pemilik restoran, yang cuma dipanggil "Master", akhirnya mempekerjakannya sebagai pelayan khusus hari Sabtu. Seiring berjalannya waktu, karakter-karakter lain mulai muncul, dari Red Queen (naga purba), Kuro (naga pembawa kematian), sampai manusia biasa seperti Sarah Gold. Semua punya cerita unik yang bikin kita pengen tahu lebih dalam.
Apa yang Bikin Anime Ini Menarik?
Sebagai penggemar anime slice-of-life, aku harus bilang, konsep Restaurant to Another World ini emang beda dari yang lain. Gabungan antara kuliner sama dunia fantasi itu kombinasi yang nggak pernah aku bayangin sebelumnya. Dunia lain yang muncul di sini dipenuhi dengan berbagai ras menarik, kayak elf, dwarf, manusia, bahkan makhluk setengah-elf. Masing-masing dari mereka punya cerita sendiri-sendiri yang bikin penasaran.
Yang paling mencolok dari anime ini adalah visual makanannya. Aku beneran nggak bisa bohong, setiap hidangan yang disajikan kelihatan enak banget! Detilnya tuh bener-bener nyata tanpa kesan berlebihan. Selain itu, Nekoya jadi tempat di mana hubungan antar karakternya mulai terjalin, meskipun sayangnya interaksi mereka masih agak terbatas.
--
Tapi, Ada Juga yang Bikin Aku Gregetan
Nah, di balik keunikannya, ada beberapa hal yang bikin aku agak kurang sreg. Fokus anime ini terlalu berat ke makanan sampai kadang lupa untuk mengembangkan cerita karakter atau mengeksplorasi dunia fantasinya. Setiap episodenya punya pola yang mirip banget: karakter baru nemu pintu, masuk, pesen makanan, terus ngomongin betapa enaknya makanan itu. Buat beberapa orang, deskripsi mendalam soal rasa makanan mungkin seru, tapi buat aku, lama-lama rasanya monoton.
Selain itu, ada banyak pertanyaan soal mekanisme pintu ajaib yang nggak pernah dijawab. Misalnya, kalau dua pintu terbuka bersamaan, apa yang bakal terjadi? Atau, gimana caranya pintu itu tahu tempat asal pengunjung untuk balikin mereka ke sana? Penasaran banget, tapi jawabannya nggak pernah dikasih.
Baca Juga : Anime Isekai/Dunia Lain Itu Apa?
Karakter dan Potensinya yang Terasa Setengah-Setengah
Aku suka banget sama karakter kayak Aletta dan Kuro, karena latar belakang mereka tuh menarik banget. Aletta adalah iblis yang terpinggirkan cuma karena dia dari ras tertentu, padahal dia sendiri baik banget. Tapi, kenapa rasnya dibenci nggak pernah dijelasin. Terus ada Kuro, naga super kuat yang lebih milih hidup tenang di bulan. Aku bener-bener berharap cerita mereka digali lebih dalam, karena potensinya gede banget.
Serial ini juga sempet nyentuh tema penting kayak diskriminasi rasial, tapi sayangnya nggak dieksplor lebih jauh. Aletta dan Victoria Samanark, misalnya, sama-sama dari kelompok yang dipandang rendah di dunia mereka. Tapi konflik mereka lebih sering diceritain secara dangkal, jadi nggak berasa dampaknya ke cerita besar.
--
Visual yang Memanjakan Mata
Dari segi visual, aku harus ngasih jempol. Dunia fantasi di Restaurant to Another World bervariasi banget, mulai dari desa elf sampai pegunungan yang megah. Nekoya sendiri terlihat nyaman banget, kayak tempat yang pengen kita kunjungi buat makan santai. Tapi ya, ada beberapa momen di mana latar belakangnya kelihatan agak datar, terutama bangunan kayunya. Meski begitu, ini cuma detail kecil sih.
Desain karakternya juga realistis. Pemilik restoran kelihatan kayak pria di akhir 20-an, sementara Aletta terlihat seperti gadis remaja di usia 16-20 tahun (kalau kita ngukur dari standar manusia). Anime ini juga punya fanservice ringan, kayak Aletta yang kagum sama shower atau Kuro yang pertama kali masuk restoran tanpa busana (tapi lebih ke komedi sih, nggak dibuat sensual).
--
Review Season Kedua? Cek di Sini!
Ngomong-ngomong soal musim kedua, kabar baiknya, Restaurant to Another World udah rilis season 2! Buat kamu yang penasaran apakah musim kedua ini berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan dari season pertama, aku udah bikin review lengkapnya. Yuk, langsung cek di sini untuk tahu pendapatku tentang kelanjutan cerita Aletta, Kuro, dan tamu-tamu baru di Nekoya.
Siapa yang Cocok Nonton?
Anime ini cocok buat kamu yang pengen nonton cerita santai dengan campuran fantasi dan kuliner. Tapi perlu diingat, ada beberapa adegan kekerasan, kayak Lionel yang membunuh monster Manticore atau Sarah Gold yang bertarung melawan goblin. Selain itu, elemen fanservice ringan juga mungkin nggak cocok buat penonton muda.
Jadi, kalau kamu lagi cari tontonan yang santai tapi tetap menarik, Restaurant to Another World bisa jadi pilihan. Meski ceritanya masih bisa dikembangkan, anime ini tetap berhasil menciptakan dunia penuh keajaiban dan rasa yang bikin ngiler. Musim kedua juga jadi kesempatan bagus buat ngeliat apakah potensi besar anime ini akhirnya bisa benar-benar dimaksimalkan. Selamat menonton!
--