Apa itu file STL?
STL adalah format file yang digunakan untuk menyimpan model 3D. Nama STL sendiri berasal dari Singkatan Bahasa Inggris "Stereolithography" atau "Standard Triangle Language". Namun, saat ini, lebih sering disebut sebagai "STereoLithography" tanpa singkatan.
Jadi, bagaimana STL bekerja? File STL mencatat informasi tentang geometri permukaan objek 3D tanpa memperhatikan warna, tekstur, atau atribut model lainnya. Ini berarti fokus utamanya adalah pada bentuk dan struktur objek, membuatnya lebih sederhana dan mudah diakses.
Umumnya, file STL dibuat oleh program desain berbantuan komputer (CAD) sebagai hasil akhir dari proses pemodelan 3D. Anda dapat mengenali file STL dari ekstensi file " .stl".
Meskipun format ini cukup umum digunakan dalam pencetakan 3D, perlu diketahui bahwa STL memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Pemahaman mendalam tentang asal-usul, struktur, dan penggunaan format file ini dapat membantu Anda memaksimalkan penggunaannya dalam proyek 3D Anda.
Untuk alternatif, beberapa format file lain juga tersedia dan dapat dipertimbangkan tergantung pada kebutuhan dan preferensi Anda. Dengan memahami dasar-dasar format file STL, Anda dapat lebih leluasa menggali dunia desain dan pencetakan 3D.
Baca Juga : Ukuran File Lengkap GB, MB, dst
Apa kepanjangan STL?
Nah, begini, kepanjangan STL sebenarnya masih jadi perdebatan, loh. Menurut pandangan kita sih, ini bisa ditarik ke akar logisnya dengan mudah.
Banyak yang meyakini kalo STL itu singkatan dari STereoLithography, yang merupakan proses bikin barang pake pencetakan 3D dan jenis file yang terkait. Diciptain sama Chuck Hull di 3D Systems pas tahun 1980an. Ada juga beberapa istilah keren yang nyambung sama jenis file STL, kayak "Standard Triangle Language", "Standard Tessellation Language", dan "Surface Tesselation Language". Gitu deh kira-kira.
--
Bagaimana Format File STL Menyimpan Model?
Nah, jadi tujuan utama format file STL ini adalah buat nyimpen informasi geometri dari objek 3D. Cara dia kerjanya sederhana banget, pake konsep yang disebut "tessellation."
Tessellation itu kayaknya istilahnya serius banget, tapi intinya sih proses nge-cover permukaan suatu objek dengan bentuk geometris biar ga ada yang tumpah-tindih atau celah. Bayangin aja kaya liat lantai atau dinding keramik, itu contohnya tesselasi yang oke banget!
Baca Juga : Pengaruh Gelombang Elektromagnetik Pada Manusia
Proses Pencetakan 3D File STL
Jadi, buat nge-print 3D, langkah awalnya itu buka file STL pake software slicing, yang sering disebut "slicer". Alat pengiris ini kayak semacam wizard sihir buat ngubah model 3D digital jadi instruksi pencetakan buat printer 3D kamu, biar bisa bikin objek.
Berdasarkan setelan yang kamu pilih, alat pengiris bakal ngiris file STL jadi ratusan (bahkan ribuan) lapisan datar secara horizontal, dan ngitung berapa banyak bahan yang perlu keluar dari printer dan berapa lama prosesnya.
Semua data ini ditulis ke file kode-G, bahasa bawaan printer 3D kamu. Setelan pengiris ini berpengaruh besar buat kualitas hasil cetakan, jadi punya software dan setelan yang pas itu krusial buat dapetin hasil cetak terbaik.
Setelah kode-G ada di printer 3D, mesin bakal ikutin instruksi berurutan. Dia bakal nge-print lapisan-lapisan dua dimensi secara terpisah satu per satu, sampe akhirnya jadi objek tiga dimensi di atas tempat cetak.
Baca Juga : Format File Yang Bisa Dicetak 3D
--
Apakah Semua file STL bisa dicetak 3D?
Sayangnya, nggak semua file STL bisa langsung di-print 3D. File STL sebenernya cuma bawa data, bukan jaminan bahwa sesuatu pasti bisa di-print.
Model 3D yang cocok buat pencetakan punya ketebalan dinding yang sesuai sama resolusi cetak dan permukaan geometris yang "kedap air". Meskipun di layar keliatannya keren dan tiga dimensi, mungkin ada kesalahan geometri yang bikin model itu ga padat atau non-manifold, artinya ga bisa dibentuk jadi permukaan 2D dengan semua titik normal nunjuk ke arah yang sama.
Ada juga pertimbangan elemen yang menonjol ke dalam model. Contohnya, kalo ada elemen yang menonjol lebih dari 45 derajat, bisa aja butuh struktur pendukung pas dicetak (yang biasanya keliatan warna hijau di gambar).
Kalo lagi download file STL yang bukan buatan sendiri, mending pastiin dulu kalo file itu beneran bisa dicetak 3D. Biar ga rugi waktu, tenaga, dan filamen, kan?
Baca Juga : Perbedaan Format JPEG dan JPEG XR
Kesimpulan
Jadi, secara keseluruhan, pencetakan 3D dari file STL memerlukan desain 3D yang spesifik dan sesuai untuk proses tersebut. File STL hanya berisi data dan bukan jaminan bahwa objek tersebut dapat dicetak. Model yang cocok untuk pencetakan 3D harus memenuhi persyaratan ketebalan dinding, resolusi cetak, dan geometri permukaan yang "kedap air".
Kesalahan geometri seperti kepadatan yang tidak memadai atau non-manifold dapat menghambat kemampuan pencetakan. Selain itu, elemen dengan sudut kemiringan yang signifikan mungkin memerlukan struktur pendukung selama proses pencetakan. Saat mengunduh file STL, sangat penting untuk memverifikasi bahwa model tersebut memenuhi persyaratan pencetakan 3D, menghemat waktu dan sumber daya yang mungkin terbuang.